3.16 Merencanakan instalasi sistem suara hiburan pertunjukan rumah (home theater)

Instalasi Sistem Suara Hiburan 

Pertunjukan Rumah (home theater)

A. PENGERTIAN HOME THEATER
        Home Theater atau bioskop rumah adalah sebuah teater yang dibangun di rumah, yang                 dirancang  untuk meniru (atau melebihi) penampilan/ kinerja dan suasana teater komersial.               Saat ini, bioskop rumah menyiratkan pengalaman "bioskop nyata" di sebuah rumah pribadi.

B. PERANGKAT YANG DI GUNAKAN
1.    Perangkat sumber audio video atau pemutar audio video ( DVD Player, VCR/VHS Player, Blue-ray Disc player, dll).
Yang ideal adalah perangkat audio video yang dapat menghasilkan suara multikanal (system 5.1, atau 7.1, atau 10.1) atau yang support/mendukung tata suara multikanal (Dolby Digital AC-3, DTS, SDDS). Dimana peralatan tersebut mempunyai output sebanyak 6 saluran (Front Left, Front Right, Center, Rear Left, Rear Right, dan Sub-woofer).
2.    AV-Receiver atau Audio Video Receiver atau Amplifier Multikanal. Yaitu untuk penguat sinyal baik sinyal video maupun sinyal suara multikanal sebelum diumpankan ke TV/proyektor (video), maupun ke sistem speaker home theater (suara).
3.    Speaker home theater atau multikanal, yaitu sistem speaker yang terdiri dari beberapa buah speaker sejumlah yang dibutuhkan menurut jenis tata suara yang digunakan.
Misalnya untuk tata suara system 5.1 menggunakan 6 buah speaker (Front Left, Front Right, Center, Rear Left, Rear Right, dan Sub-woofer). Untuk tata suara multikanal 7.1 menggunakan 8 buah speaker (Front Left, Front Right, Center, Left Surround, Right Surround, Left Back Surround, Right Back Surround, dan Sub-woofer).
4.    Penampil video atau penampil gambar. Yaitu untuk menampilkan video yang dapat dilihat mata. Perangkat yang digunakan berupa TV layar lebar ataupun video projector yang dilengkapi layar/screen.
5.    Kabel penghubung, untuk menghubungkan antar peralatan. Kabel yang digunakan adalah kabel interkoneksi dan kabel speaker.
6.    Perangkat tambahan lainnya, misalnya pembangkit efek getaran, filter/penyaring sumber listrik.

C FUNGSI DARI PERALATAN HOME THEATER
1.    Pemutar video audio, sbg pemutar rekaman gambar bergerak (video) dan suara, diubah ke dalam bentuk sinyal listrik audio dan video.
2.    AV Receiver (Amplifier multi kanal), sbg pemilih sumber sinyal audio dan video, sbg pengolah sinyal audio dan video, dan sekaligus sebagai penguat suara multikanal.
3.    Speaker home theater atau speaker multikanal, sbg pembangkit suara yang dapat didengar dan dapat menampilkan efek suara multi kanal (Front L+R, Rear L+R, Center)
4.    Kabel penghubung (interkoneksi), sbg penghubung sinyal antar perangkat
5.    Sub-Woofer, sbg penghasil suara nada sangat rendah
6.    Penampil Video, sbg pengolah/pengubah sinyal video dari sumber sinyal video menjadi gambar yang dapat dilihat.
7.    Perangkat tambahan:
Pembangkit efek getar, sbg penghasil efek getaran mekanis yang dapat dirasakan oleh manusia mengikuti suasana tayangan pada layar penampil video dan suara nada rendah pada speaker.
Filter/penyaring sumber listrik, sebagai penyaring terhadap adanya gangguan frekuensi liar (noise) yang menyertai atau meng-interferensi sumber listrik jala-jala.


CARA INSTALASI HOME THEATER

A.   Langkah-Langkah Instalasi Home Theater
Sistem home teater dirancang untuk memberikan suasana seperti sebuah bioskop/theatre komersial, sehingga dalam pelaksanaan instalasi home theatre perlu memperhatikan langkah-langkah yang benar.

Sebelum menginstalasi perangkat home theater, perlu membaca/ mempelajari buku petunjuk (user manual book). Tujuannya agar mengetahui spesifikasi teknis peralatan dengan tepat, mengetahui langkah instalasi yang benar sehingga bisa meminimalkan terjadinya kesalahan, dan juga untuk mengetahui penyebab kesalahan dan langkah mengatasinya.

Berikut ini langkah-langkah secara umum dalam melakukan instalasi home theatre:
1.   Bacalah buku petunjuk instalasi masing-masing perangkat sebelum melakukan instalasi home theatre.
2.   Rencanakan tata letak perangkat home theater beserta tempat duduk penonton.
3.   Rencanakan penempatan saluran-saluran perkabelan dalam ruang home teater.
4.   Tempatkan TV (layar proyeksi) agar dapat dilihat secara lurus.
5.   Posisikan speaker kanal center di atas atau di bawah TV (layar proyeksi).
6.   Tempatkan speaker depan sebelah kiri dan kanan pada jarak yang sama dari TV (Layar Proyeksi).
7.   Letakkan speaker surround pada jarak yang sama pada kiri dan kanan dari tempat duduk.
8.   Tempatkan subwoofer pada sisi ruang, sekitar tengah-tengah antara posisi penonton dan TV.
9.   Tempatkan AV Receiver dan pemutar video (video player) sesuai rancangan penempatan.
10. Hubungkan output video dan output audio pada pemutar video ke input video dan input audio pada AV Receiver.
11. Hubungkan input video pada TV dari output video AV Receiver.
12. Hubungkan terminal masing-masing speaker ke terminal output speaker pada AV Receiver sesuai channelnya (FL, FR, C, SR, SL, dan Sub).
13. Hubungkan kabel power dari Pemutar Video, AV Receiver, TV (Video Projector) ke sumber listrik utama.
14. Lakukan ujicoba dan kalibrasi agar dihasilkan tampilan video yang enak dilihat dan efek surround sound yang enak didengar.

Salah satu hal yang penting dilakukan pada langkah akhir instalasi adalah kalibrasi surround. Tujuan melakukan kalibrasi adalah untuk mendapatkan efek suara suround yang paling tepat dengan menyesuaikan penempatan speaker dan keseimbangan level suara antar speaker.

Berikut ini adalah contoh diagram blok home theatre sistem 5.1 :

 

Contoh-contoh kabel penghubung video:



Contoh-contoh kabel penghubung audio:


  

Bentuk terminal (port) composite video:



Bentuk terminal (port) S-Video:



Bentuk terminal (port) HDMI:


Kabel dan Terminal HDMI adalah satu kabel (satu terminal) terdiri dari video digital dan 8 channel audio digital).

Bentuk terminal (port) audio RCA:




Berikut ini adalah contoh diagram pengawatan (wiring diagram) instalasi perangkat Home Theater dengan sistem “5.1 Channel”:
a.  Instalasi Home Theater jenis HTiB secara “Wired” atau “dengan kabel”.




b.   Instalasi Home Theater jenis HTiB secara “Wireless” atau “tanpa kabel”.




c.  Instalasi Home Theater jenis terpisah (bukan paket HTiB).




Pengaturan Posisi Sistem
Memposisikan speaker untuk menghasilkan kemungkinan suara surround terbaik, semua speaker selain subwoofer ditempatkan pada jarak yang sama dari posisi pendengar. Speaker depan dapat ditempatkan pada jarak 0 sampai 7 meter dari posisi pendengar.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengaturan posisi sistem:
► Jangan menempatkan speaker dalam posisi miring
► Jangan menempatkan speaker dalam lokasi yang:
· Terlalu panas atau terlalu dingin
· Terlalu berdebu
· Sangat lembab
· Bergetar
· Terkena sinar matahari langsung
 Perlu diperhatikan saat menempatkan posisi speaker atau speaker berdiri (floor standing) jika lantainya khusus (seperti berlapis lilin, diminyaki, disemir), maka speaker diberi bantalan/dudukan sebelum diletakan di atas lantai agar terhindar dari noda atau akibat kelunturan bahan pelapis lantai.
 Pada saat membersihkan gunakan kain lembut seperti yang digunakan untuk membersihkan kacamata.
 Jangan menggunakan jenis bantalan abrasive (menggerus), menggosok dengan bedak, atau bahan pelarut seperti alkohol atau bensin.

 Jangan bersandar atau berpegangan erat-erat pada speaker karena dapat mengakibatkan speaker jatuh.

Komentar

Popular Posts

3.5 Menganalisis rangkaian tunner pada sistem radio penerima

3.2 Menganalisis kerja sensor rangkaian elektronika